Add Me

facebook.com/Cocah @Matth_Cocah

Senin, 23 Maret 2015

Aksara Batak

AKSARA BATAK

Suku kita ini "Suku Batak" sudah mengenal tulisan dari semenjak adanya Si Raja Batak. Jika dipikir-pikir "Wah juga yah". Jadi mari bangga menjadi Bangsa Batak.

Aksara Batak terdiri dari Huruf Utama / Abjad, Tanda Baca, dan Imbuhan. Banyak versi dan cara penulisan Aksara Batak yang muncul tanpa ada Program Penginformasian. Berikut akan saya tuliskan sedikit informasi mengenai aksara tersebut. Sistem penulisan belum menggunakan efek modernisasi.

Huruf Utama (Abjad)

Huruf Utama (Abjad) merupakan huruf-huruf terpisah yang disatukan sehingga membentuk suatu kata yang memiliki makna tertentu dan dapat dikembangkan ke dalam sebuah kalimat dan paragraf hingga membentuk suatu tulisan (karangan). Abjad dalam aksara Batak terdiri dari 1-3 huruf tergabung di dalamnya.

Abjad yang ada pada Aksara Batak adalah:

A; Ba; Da; Ga; Ha/Ka; I; Ja; La; Ma; Na; Pa; Ra; Sa; Ta; U; Wa; Ya; Nga; Nya

Huruf yang tidak termasuk dalam Abjad Batak tersebut, seperti: C; F; Q; V; X; Z jika diterapkan dalam bahasa Batak Modern yang sekarang ataupun bahasa Indonesia dibaca sesuai dengan bunyi kata yang diucapkan dan dituliskan sesuai dengan pengucapannya sesuai Abjad Batak.
Untuk huruf: E dan O yang tidak terdapat dalam Abjad di atas bukan berarti tidak ada digunakan dalam aksara Batak, tetapi penulisannya yang berbeda, yaitu dengan menyandingkan huruf A dengan imbuhan yang berbunyi "o" atau "e". Misalnya:
  • Faktor, dibaca; Paktor, dituliskan memakai abjad Pa
  • Zamrud, dibaca; Jamrud, dituliskan memakai abjad Ja
  • Hansit, dibaca; Hacit, tidak ada perubahan penulisan
  • Elek, dibaca; Elek, dituliskan memakai abjad A dengan menyisipkan imbuhan "e"
  • Ombus, dibaca; Obbus, dituliskan memakai abjad A dengan menyisipkan imbuhan "o"

Tanda Baca

Tanda baca merupakan lambang yang digunakan dalam tulisan dan berfungsi sebagai tata cara membaca. Dalam aksara Batak terdapat 1 (satu) tanda baca yang berfungsi sebagai penutup kalimat, yaitu "titik" yang dilambangkan dengan tanda positif/tanda tambah "+". Lambang ini disisipkan pada akhir kalimat.

Imbuhan (Saringar dan Pangolat)

Imbuhan berfungsi sebagai pengatur perubahan vokal pada suatu kata. Pada Aksara Batak disebut sebagai Saringar dan Pangolat. Saringar merupakan pengubah vokal pada sebuah kata yang sekaligus mengubah artinya juga. Sedangkan Pangolat merupakan penghilang vokal pada sebuah kata yang juga sekaligus mengubah maknanya.

Saringar disisipkan pada huruf yang vokalnya akan dirubah. Saringar terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
  • e
  • i
  • o
  • u
  • ng
  • eng
  • ing
  • ong
  • ung
Pangolat mempunyai 1 (satu) lambang, yaitu: "\" disisipkan pada huruf yang akan dihilangkan bunyi vokalnya.

Sebagai contoh:
  • Hata, ditulis menggunakan abjad "Ha" dan "Ta". Tidak ada penggunaan saringar maupun pangolat.
  • Batak, ditulis menggunakan abjad "Ba" ; "Ta" dan "Ha", jika dibaca tanpa menggunakan pangolat maka akan menjadi Bataha/Bataka. Pada kata ini tidak ada perubahan bunyi vokal, tetapi penghilangan vokal pada salah satu abjad yaitu "Ka menjadi K". Untuk itu perlu ditambahkan pangolat setelah abjad "Ha". Perlu diketahui bahwa penulisan abjad Ha dan Ka sama.
  • Pature, ditulis menggunakan abjad "Pa" ; "Ta" dan "Ra", untuk mengubah vokal Ta dan Ra maka perlu disisipkan saringar pada masing-masing abjad tersebut. Yaitu saringar "u" setelah Ta; dan saringar "e" setelah Ra.
  • Parang, ditulis menggunakan abjad "Pa" dan "Ra", untuk menguban vokal Ra menjadi Rang maka perlu disisipkan saringar "ng" setelah Ra. Saringar "ng" digunakan pada abjad yang mengeluarkan vokal "a >> ang". Misalnya Sang, Gang, Tang, Bang, Mang, Nang, dll.
  • Anting, dibaca; Atting, ditulis menggunakan abjad "A" ; "Na" dan "Ta". Kata ini memerlukan pangolat dan saringar. Untuk menghilangkan vokal pada "Na" agar menjadi "N", sisipkan lambang pangolat. Untuk mengubah vokal pada "Ta" menjadi "Ting" sisipkan saringar "ing" setelahnya.
NB:
Semua saringar memiliki tempat masing-masing jika disisipkan pada abjad, kecuali saringar "u". Saringar "u" tempatnya berbeda pada tiap abjad yang disisipi. Untuk lebih jelasnya, silahkan mengamati foto ini:


Sekian dulu yang bisa saya bagikan. Semoga bermanfaat. Mari hidupkan kembali Batak.

0 komentar:

Posting Komentar